Technopreneurship menjadi pembahasan menarik pada kalangan dewasa muda di seluruh dunia karena mampu membuka peluang bisnis di era digital ini. Terbukti dengan hadirnya berbagai startup dari para technopreneur yang begitu jeli melihat kombinasi antara peluang usaha dengan pemanfaatan teknologi yang ada.
Seberapa besar pengaruhnya profesi ini dalam dunia bisnis di era digital? Ketahui lebih lanjut mengenai profesi, karakteristik, dan contoh technopreneur di bawah ini.
Sama seperti entrepreneur, seorang technopreneur selalu mencari peluang dan mengubahnya menjadi kenyataan dalam bentuk produk dan jasa untuk memaksimalkan keuntungan dan mengembangkan usaha. Namun perbedaannya, profesi ini melakukan pemanfaatan bisnis berbasis teknologi untuk memberikan nilai tambah dalam menghasilkan produk baru yang inovatif di masyarakat.
Bisnis yang dijalankannya memanfaatkan teknologi dan memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi serta kekayaan intelektual yang tinggi. Peluang tersebut dapat dilihat dari jumlah pengguna smartphone yang setiap tahun semakin bertambah serta perilaku konsumtif masyarakat.
Konsep kerja seorang technopreneur bukanlah tentang uang, melainkan penegasan bahwa ide atau kekayaan intelektual yang dimiliki dan dikembangkan menghasilkan produk yang layak dan berhasil secara komersial.
Ada beberapa manfaat penting menjadi seorang technopreneur, yaitu:
Profesi technopreneur tidak terikat oleh waktu kerja dan biaya usaha, karena tidak membutuhkan ruangan fisik. Meski begitu, profesi ini tetap berpotensi memperoleh valuasi besar.
Baca juga: Membangun Teamwork, Pahami Definisi dan Manfaatnya dalam Bisnis
Menjadi technopreneur profesional tidak dibangun dalam satu malam. Membutuhkan bekerja keras dan harus bisa membedakan antara bisnis dan teknologi. Karena seringkali orang berpikir bahwa memulai bisnis harus dari teknologi. Nyatanya, semua harus dimulai dengan uji coba bisnis terlebih dahulu, sementara pemanfaatan teknologi hanya membuat semuanya jadi lebih mudah.
Lalu, karakteristik seperti apa untuk memaksimalkan profesi technopreneur yang profesional? Berikut poin-poinya:
Rencana bisnis apa pun tidak akan berhasil tanpa sebuah tim yang kompak. Begitu juga dengan technopreneurship, di mana dibutuhkan tim dengan keahlian beragam yang relevan terhadap ide dan rencana bisnis untuk bekerja sama. Dalam bisnis apa pun, kerja sama tim merupakan aset utama sebuah perusahaan teknologi yang sukses.
Sebagai seorang pebisnis, tentu tak lepas dari masalah. Oleh karena itu, memiliki kemampuan problem solving yang baik menjadi hal penting, bukan hanya mengatasi masalah bisnis secara internal, tapi juga masalah publik dengan ide-ide cerdas Anda. Selain itu, skill konseptual juga dibutuhkan untuk menganalisis biaya, waktu, sumber daya, berdasarkan data yang akurat agar hasil yang diperoleh maksimal.
Dalam proses penyelesaian masalah akan menghasilkan beberapa alternatif. Sebagai seorang pebisnis teknologi, Anda harus bisa mengambil keputusan tepat untuk membuat strategi bisnis yang efektif.
Need for achievement (N-Ach) adalah kepribadian yang memicu seseorang untuk ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju. Karakter ini memiliki tujuan yang realistis dan pengambilan risiko yang telah diperhitungkan. Seseorang yang memiliki N-Ach tinggi biasanya menyukai situasi kerja yang mengedepankan peningkatan atau kemajuan kerja.
Kegagalan dalam berbisnis bisa saja terjadi. Namun, seorang pebisnis yang memiliki pola pikir berkembang akan merasakan bahwa kegagalan tersebut adalah pengalaman dan pengetahuan baru dan menjadi pelajaran untuk masa depan. Dengan wawasan dan cara pikir yang luas, seorang technopreneur akan berpikir bahwa kesuksesan bukan “menjadi yang terbaik”, tetapi “melakukan yang terbaik”.
Baca juga: Pengertian Sociopreneur dan Karakteristiknya
Technopreneurship umumnya menjadi pencetus lapangan kerja dengan konsep baru. Banyak contoh technopreneur yang berhasil dan sukses di kancah nasional maupun global. Keberhasilan dari segi produk, antara lain marketplace seperti e-commerce, startup, transportasi online, dan masih banyak lagi.
Sementara dari segi publik figur, berikut adalah contoh technopreneur sukses yang bisa dijadikan inspirasi:
Seorang technopreneur tidak selalu mengembangkan jenis bisnis dari cara tradisional, lalu beralih pada usaha yang menggabungkannya dengan teknologi. Kini, teknologi yang sedang sangat diminati dan terus diteliti dalam technopreurship adalah kecerdasan buatan, seperti Augmented Reality, blockchain, Internet of Things, 3D printing, Big Data, dan cloud computing.
Baca juga: 10 Soft Skill Penting yang Dibutuhkan dalam Dunia Kerja
Untuk memaksimalkan potensi profesi technopreneur, ada beberapa pengalaman yang bisa membantu Anda dalam melakukan set-up bisnis, antara lain mengikuti proyek bisnis, mengikuti training, melatih public speaking, dan kemampuan mengorganisasi event.